Senin, 11 April 2011

Teori Konseling “ Rational Emotive”

 

Konseling “ Rational Emotive”
Tokoh teori ini adalah Albert Ellis
Konsep pokok

Ellis memandang bahwa manusia itu bersifat rasional dan juga irasional. Unsur pokok terapi rasional-emotif adalah asumsi bahwa berpikir dan emosi buka dua proses yang terpisah, menurut Ellis, pikiran dan emosi merupakan dua hal yang saling bertumpang tindih, dan dalam prakteknya kedua hal itu saling terkait. Pandangan yang penting dari teori rasional-emotif adalah konsep bahwa banya perilaku emosional individu yang berpangkal pada “selftalk” atau “omong diri” atau internalisasi kalimat-kalimat yaitu orang yang mengatakn kepada dirinya sendiri tentang pikiran dan emosi yang bersifat negatif. Adanya orang orang yang seperti itu menurut Ellis adalh karena
• Terlalu bodoh untuk berpikir secara jelas
• Orang cerdas tetapi tidak tahu bagaimana berpikir secara jelas dalam hubungannya dengan keadaan emosi
• Orangnya cerdas dan cukup berpengetahuan tetapi terlalu neurotik untuk menggunakan kecerdasan dan pengetahuan secara memadai.
Ellis (Shertzer & Stone, 1980, 175-176) mengemukakan ada 12 pikiran tak rasional ( ide irasional) yang dapat menimbulkan perilaku neurosis atau psikosis.
• Bahwa manusia yang hidup dalam masyarakat mau tidak mau dapat dicintai ataupun ditolak oleh orang lain disekitarnya setiap saat.
• Bahwa seseorang yang hidup dalam masyarakat harus mempersiapkan diri secara kompeten, adekuat agar ia dapat mencapai kehidupan yang layak dan berguna masyarakat.
• Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jaht ataupun kejam dan oleh karena itu patut disalahkan, dihukum setimpal dengan dosanya.
• Bahwa kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai kemungkinan malapetaka, benacana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya.
• Bahwa ketidak senangan atau penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk mengontrol perasan-perasaanya
• Bila ada sesuatu hal atau peristiwa yang berbahaya atau menakutkan, amaka individu harus berusaha keras untuk menghadapi dan mengatasi depresi atau yang bertentangan.
• Bahwa lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dan tanggung jawab diri daripada berusaha untuk menghadapi dan menanganinya hanya untuk menghargai bentuk disiplin diri
• Bahwa sisa-sisa pengalaman masa lalu semuanya sangat penting karena hal itu berpengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan perilaku individu yang ada sekarang.
• Bahwa individu akakn lebih baik untuk menghindarkan diri daripada mengerjakaan sesuatu, dan bahwa sesuatu situasi atau peristiwa akan dipandang sebagai hal yang membahayakan jika tidak secepatnya ditemukan pemecahan yang baik terhadap kehidupan yang bertentangan
• Bahwa individu akan mencapai kebahagaian hidup dengan menyenangkan diri sendiri
• Bahwa individu akan mencapai suatu derajat yang tinggi dalam hidupnya untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan, atau ememrlukan keuakatan supranatural untuk mencapainya.
• Bahwa inividu secara umum mempunyai nilai diri sebagai manusia dan penerimaan diri untuk tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.
Proses Konseling

Tugas konselor meurut Ellis ialah membantu individu yang tidak bahagia dan menghadapi hambatan, untuk menunjukan bahwa: (a).kesulitan disebabkan oleh persepsi yang tergangu dan pikiran pikiran yang tidak logis, dan (b). Usaha memperbaikinnya adalah harus kembali kepada sebeb-sebab permulaan. Tujuan utama terapi rasional-emotif adalah menunjukan kepda klien bahwa verbalisasi diri mereka merupakan sumber ganguan emosionalnnya.
Tujuan utama konseling rasional-emotif
• Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan klien yang irasional dan logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkat self actualization seoptimal mungkin melalui perilaku kognitif dan afektif yang positif.
• Menghilangkan ganguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri
Secara lebih khusus Ellis ( Corey, 19867; 215) menyebutkan bahwa denga terapi rasional-emotif akan tercapai pribadi yang ditandai dengan:
• Minat kepda diri sendiri
• Minat sosial
• Pengarahan diri
• Toleransi terhadap pihak lain
• Fleksibilitas
• Menerima ketidakpastian
• Komitmen terhadap sesuatu diluar dirinya
• Berpikir ilmiah
• Penerimaan diri
• Berani mengambil resiko
• Menerima kenyataan
Albert Ellis (1973), memberikan gambaran tentang apa yang dapat dilakukan oleh seorang praktisi rasional-emotif yaitu:
• Mengajak, mendorong klien untuk meninggalkan ide-ude irasional yang mendasari ganguan emosional dan perilaku
• Menantang klien dengan berbagai ide yang valid dan rasional
• Menunjukan kepada klien azas logis dalam berpikirnya
• Menggunakan analisis logis untuk mengurangi keyakina-keyakinan irasional klien.
• Menunjukan bahwa keyakinan-keyakinan irasional ini adalah “ in operative” dan bahwa hal ini pasti senantiasa mengarahkan klien pada gangguan-gangguan behavioral dan emosional
• Menggunakan absurdity dan humor untuk menantang irasionalitas pemikiran klien
• Menjelaskan kepada klien bagaimana ide-ide yang irasional ini dapat ditempatkan kemabali atau diganti kepada ide-ide rasional yang harus secara empirik melatarbelakangi kehidupanya
• Mengajar klien bagaimana mengaplikasikan pendekatan-pendekatan ilmiah, obyektif dan logis dalam berpikir dan selanjutnya melatih diri klien untuk mengobservasi dan menghayati sendiri bahwa ide-ide irasional dan deduksi-deduksi hanya akan membantu perkembangan perilaku dan perasaan-perasaan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.

Teknik-teknik terapi

Teknik-teknik emotif (afektif)

• Assetive Training, yaitu tekknik yang digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus menerus menyesuaikan dirinya dengan perilaku tertentu yang diinginkanya
• Sosiodrama, digunakan untuk mengekpresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suasana yang didramatisasikan secara sedemikian rupa.
• Self modeling, digunakan untuk meminta klien agar “berjanji” atau berkomitmen dengan konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu.
• Imitasi, digunakan diman klien menirukan secara terus menerus suatu model perilaku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan perilakunya yang negatif.
Teknik-teknik behavioristik

• Reinforcement (penguatan), digunakan untuk menodrong klien kearah prilaku yang lebih rasional dan logis dengan cara memberikan pujian atau hadiah ataupun hukuman.
• Social modeling, digunakan untuk memberikan perilaku-perilaku baru pada klien.
• Live models, digunakan untuk menggambarkan perilaku-perlaku tertentu, khususnya situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk kecakapan sosial, interaksi sosial dengan memecahkan masalah-masalah.
Teknik-teknik Kognitif

• Home Work Assigments, dalam teknik ini klien diberikan tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola perilaku yang diharapkan.
• Assertive, digunakan untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan melalui cara, misal role playing atau bermain peran, dan social modeling tau meneri model-model sosial.

Sumber dan rujukan bacaan:

Untuk lebih lanjut dan lengkapnya tentang Teori-Teori Konseling silahkan baca dari buku :
Teori-Teori Konseling. Prof. Dr. H. Mohamad Surya. Penerbit Pustaka Bani Quraisy. Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar